JANGAN SALAH MEMILIH

Benny Obon

Ujian Nasional (UN) tingkat sekolah menengah atas (SMA) telah usai. Para siswa tentu bangga karena dapat menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMA. Kini mereka sedang menantikan hasil perjuangannya selama tiga tahun tersebut. Di tengah penantian tersebut mereka juga tentu pusing di hadapan pilihan masuk perguruan tinggi swasta (PTS) atau perguruan tinggi negeri (PTN) serta berbagai program studi yang akan dipilih. Tidak peduli akan lulus atau tidak mereka tentu sedang menghadapi realitas pilihan yang akan sangat menentukan masa depan hidup mereka.
Pilihan hari ini menentukan masa depan seseorang. Hal ini berlaku juga bagi seseorang saat menentukan untuk masuk perguruan tinggi, apakah lewat jalur diploma atau jalur sarjana. Tentu sebagian calon mahasiswa baru sudah memiliki gambaran studi yang pasti, tetapi tidak sedikit juga yang masih kebingungan.
Mereka yang sudah memiliki gambaran studi dan masa depan yang jelas tentu mempunyai langkah yang pasti. Oleh karena itu mereka aktif mencari informasi ke mana mereka akan melanjutkan pendidikannya. Namun, mereka yang belum mempunyai orientasi yang pasti tentu bingung dan bukan tidak mungkin dapat terjerumus dalam banalitas masif.
Tidak disangkal bahwa sebagian orang belum memahami pentingnya saat untuk memutuskan ketika masuk kuliah. Ada yang memutuskan masuk perguruan tinggi tertentu bukan karena sesuai potensi dan minat. Tak jarang ditemukan banyak yang memilih perguruan tinggi dan program studi tertentu hanya karena dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya.
Kenyataan lain yang tidak kalah besar pengaruhnya yaitu keinginan orang tua yang walaupun tidak sesuai dengan minat dan kemampuan anaknya. Selain itu ada yang memilih program studi karena mengikuti teman-temannya atau karena ikut-ikutan, padahal tidak sesuai dengan minat dan kamampuannya.
Realitas tersebut dapat ditemukan pada diri calon mahasiswa baru setiap tahun. Kenyataan ini bisa menimbulkan kecemasan tersendiri dalam diri mereka. Oleh sebab itu seorang calon mahasiswa harus mempunyai orientasi yang pasti. Untuk itu mereka harus mengenal dua faktor dalam dirinya agar tidak salah memilih.
Pertama, faktor internal. Di sini calon mahasiswa harus mengenal dan mencari tahu apa yang diinginkannya. Itu berarti ia masuk dan terjun ke kedalaman diri atau inti diri untuk mengenal apa keinginan terdalamnya (inner will). Jika ia sudah mengenal inti dirinya, maka ia pun dapat mengenal potensi dan kemampuannya, pada gilirannya ia mempunyai dasar yang kuat dan jelas dalam memilih.
Mengenal kemampuan akan sangat membantunya dalam menentukan pekerjaan yang akan digelutinya nanti. Dan, seorang calon mahasiswa mesti sudah mengenal potensi dalam dirinya sejak kelas satu SMA, karena umumnya para siswa pada sekolah-sekolah menengah umum sudah menentukan jurusannya pada tingkat tersebut. Dengan demikian jurusan yang mereka pilih pada waktu SMA akan membantunya ke mana dan program studi apa yang akan diambil di perguruan tinggi.
Di sini dibutuhkan juga peran orang tua dalam membantu anak untuk mengenal potensi dalam dirinya. Dengan dukungan ini anak akan dapat mengenal kualitas-kualitas dalam dirinya, dengannya ia akan menatap masa depan dengan pasti. Pada gilirannya ia akan masuk perguruan tinggi dengan langkah yang pasti. Selain orang tua, seorang calon mahasiswa juga dapat meminta bantuan para gurunya untuk mengenal potensi dalam dirinya. Dan, umumnya para guru mengenal baik kemampuan seorang anak didiknya karena mereka selalu bertemu setiap hari dalam ruangan kelas. Selain itu seorang calon mahasiswa juga dapat mengenal kualitas-kualitas dalam dirinya melalui konseling. Dalamnya seorang calon mahasiswa akan memperoleh arahan yang akan sangat membantunya.
Kedua, faktor eksternal. Ini berhubungan dengan ekonomi, proyeksi hidup masa depan dan orientasi tentang jenis-jenis lapangan kerja yang paling dibutuhkan di masyarakat. Dengan faktor ini seorang calon mahasiswa akan mempunyai orientasi yang jelas. Dengan ini ia mempunyai landasan yang kuat untuk memilih ke mana ia akan melanjutkan pendidikan tingginya serta jurusan apa yang akan ia pilih.

PTN atau PTS
Kehadiran perguruan tinggi baik perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS) dimana-mana memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses pendidikan. Masyarakat atau calon mahasiswa baru sekali lagi dihadapkan pada dua pilihan, masuk perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta. Dihadapan dua pilihan ini tak jarang masyarakat bingung karena keduanya menawarkan sesuatu yang menjanjikan bagi masa depan seseorang. Namun, satu hal yang tidak bisa untuk tidak dipikirkan adalah menghindar dari dua pilihan tersebut.
Umumnya masyarakat kita memilih perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan ekonominya. Oleh sebab itu masyarakat cenderung memilih perguruan tinggi negeri. Satu hal yang membuat masyarakat memilih perguruan tinggi negeri adalah karena biayanya terjangkau oleh masyarakat kecil. Selain itu perguruan tinggi negeri menyiapkan fasilitas yang sangat membantu mahasiswa untuk berkembang sesuai bakat dan kamampuannya. Dalamnya seorang mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan berbagai kualitas dalam dirinya.
Hal lain yang membuat perguruan tinggi negeri diminati masyarakat yaitu perguruan tinggi negeri mempunyai banyak program studi yang memungkinkan masyarakat atau calon mahasiswa geluti. Misalnya universitas Nusa Cendana Kupang dan Universitas Udayana Bali (masuk dalam wilayah kopertis VIII) yang mempunyai banyak program studi yang cukup diminati oleh masyarakat. Tidak berarti perguruan tinggi swasta tidak menawarkan program studi seperti pada perguruan tinggi negeri.
Sedangkan hal yang membuat masyarakat atau calon mahasiswa baru ‘kurang melirik’ perguruan tinggi swasta adalah faktor biaya yang mahal. Kita tidak bisa menampik bahwa tingkat perekonomian dan pendapatan masyarakat kita masih rendah. Hal ini menyebabkan masyarakat ‘menghindar’ dari perguruan tinggi swasta. Namun, kualitas berbagai perguruan tinggi swasta di daerah kita juga tidak kalah baiknya dengan perguruan tinggi negeri. Sebut saja Universitas Widya Mandira Kupang, Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, Universitas Timor Kefamenanu, Universitas Flores Ende (universitas swasta terbesar di NTT), STKIP Ruteng, Universitas Muhamadyah Kupang serta berbagai universitas swasta lainnya.
Tak jarang juga berbagai universitas atau perguruan tinggi swasta menjadi tempat pilihan terakhir bagi calon mahasiswa yang tidak lolos ke universitas negeri. Hal ini disebabkan karena universitas negeri menyediakan kursi yang terbatas kepada calon mahasiswa, itupun harus melalui seleksi yang ketat. Untuk tahun ini saja panitia seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) hanya menyediakan 94.000 kursi dari 400.000 peserta yang akan mengikuti ujian masuk. Itu berarti akan ada 306.000 peserta SNMPTN yang dipastikan tidak lolos seleksi (Kompas, 18/4/2009). Maka, universitas atau perguruan tinggi swasta pun tentu menjadi pilihan yang terakhir.

Membidik Kesempatan Kerja
Banyaknya program studi yang ditawarkan oleh berbagai universitas berhubungan erat dengan lapangan kerja yang dibutuhkan dalam masyarakat. Lapangan kerja tersebut membuka kemungkinan adanya kesempatan kerja bagi calon mahasiswa. Oleh sebab itu calon mahasiswa baru mesti jeli membaca realitas pekerjaan yang paling diminati dalam masyarakat. Minat terhadap lapangan kerja di setiap daerah dari masa ke masa juga tentu berbeda. Demikian pun untuk NTT.
Setidaknya ada dua program studi unggulan yang paling diminati oleh masyarakat NTT. Ini dilihat dari jumlah mahasiswa aktif di setiap universitas maupun perguruan tinggi yang memilih program studi bersangkutan. Kedua program studi tersebut antara lain, pertama, bidang FKIP. Kebutuhan akan tenaga pengajar yang begitu besar di berbagai daerah menyebabkan peluang untuk menggeluti profesi guru semakin besar. Oleh sebab itu bidang FKIP hampir pasti disediakan oleh berbagai universitas di NTT. Hal ini juga disebabkan oleh minat pendidikan masyarakat di NTT yang semakin meningkat. Minat akan pendidikan yang tinggi ini menyebabkan permintaan akan tenaga pengajar begitu tinggi.
Kedua, bidang kesehatan. Halnya FKIP, bidang kesehatan juga mempunyai kesempatan dan peluang kerja yang cukup besar di daerah kita. Oleh sebab itu banyak perguruan tinggi menawarkan program studi kesehatan, baik itu melalui jalur diploma, akademi, S-1 maupun fakultas kedokteran (yang baru dibuka tahun lalu di Universitas Nusa Cendana Kupang).
Bisa diprediksi untuk beberapa tahun kedepan kedua jenis program studi ini tetap mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya. Tidak berarti masyarakat tidak menaruh minat pada program studi yang lainnya dan tidak dibutuhkan di masyarakat. Namun, inilah kenyataan yang bisa dibaca dari realitas di tengah masyarakat kita.
Dengan demikian calon mahasiswa mesti mempertimbangkan hal ini sebelum menentukan pilihannya. Mempertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk memilih perguruan tinggi dan program studi sangat penting. Pilihan hari ini sangat menentukan semangat belajar di perguruan tinggi. Pilihan hari ini juga sangat menentukan lapangan kerja yang akan digeluti dikemudian hari.*

0 komentar: