Hari Minggu Misi

SEMINARI TINGGI LEDALERO RAYAKAN
HARI MINGGU MISI SEDUNIA DI KEWAPANTE
Benny Obon
Mahasiswa STF Ledalero

Pada hari Minggu tanggal 19 Oktober yang lalu komunitas Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero merayakan hari Minggu Misi sedunia yang ke-82 bersama umat paroki Kewapante. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bukti kepedulian pihak Seminari Ledalero akan realitas misi dewasa ini. Kegiatan misi bukan hanya menjadi tanggung jawab para biarawan/ti melainkan menjadi tugas yang fundamental bagi seluruh umat katolik yang sudah dibaptis. Setiap umat yang dibaptis merupakan pengemban tanggung jawab akan misi mewartakan Injil.
Umat kita umumnya masih berada pada tahap pemikiran bahwa kegiatan misi hanya menjadi tugas para misionaris dan misi itu sendiri hanya berasal dari para pastor Eropa/Amerika. Oleh sebab itu mereka hanya menerima apa yang diwartakan oleh para misionaris tersebut. Kini jumlah para misionaris asing di derah kita sudah berkurang dan inilah saatnya tugas itu diserahkan kepada kita.
Kehadiran para Frater dan suster dari beberapa biara di tengah umat paroki Kewapante mau mendekatkan misi kepada umat serentak mendekatkan umat kepada misi dalam mewartakan Injil. Sub tema “Celakalah aku jika tidak mewartakan Injil (1 Kor 9:16)” merupakan penjabaran dari tema umum hari Minggu misi sedunia (Menjadi Pelayan dan Rasul Yesus Kristus). Sub tema ini sengaja diangkat untuk menyadari umat bahwa kegiatan misi sebenarnya tidak terlepas dari kehidupan umat sehari-hari kemana saja mereka pergi.
Tugas misi selalu ada di pundak umat karena misi adalah panggilan kodrati manusia. Ini mau menunjukkan bahwa kita semua adalah misionaris zaman ini. Hari Minggu misi menjadi kesempatan bagi umat untuk mengetahui dan sadar bahwa kita dipanggil untuk menjadi pelayan dan rasul.
Kegiatan misi menjadi panggilan kodrati karena merupakan sesuatu yang dasariah/fundamental yang selalu melekat dan menyatu dalam diri kita. Itu berarti kita tidak dapat disebut sebagai orang Kristen kalau tidak mewartakan Injil karena kita dibaptis untuk menjadi misionaris. Tugas kerasulan bukan hanya menjadi tugas St. Paulus, tetapi merupakan tugas seluruh umat dan kesadaran akan tugas kerasulan sudah ada sejak para Rasul.
Para Frater yang mengiringi koor dalam perayanaan misa tersebut memberi nuansa semangat baru dan menggugah kesadaran umat akan realitas misi. Umat yang hadir dalam ekaristi tersebut juga turut menikmati hasil pameran para Frater dan suster. Umat merasa kagum dan tertarik akan beberapa pameran tentang karya misi beberapa para misionaris di luar negeri.
Mereka juga dapat membeli peralatan rohani yang disiapkan pada pameren tersebut dengan harga yang murah. Umat menikmati hasil pameran sambil menikmati lagu-lagu hiburan yang dibawakan oleh kelompok acoustic all Ledalero. Kegiatan ini diharapkan dapat menggugah kesadaran umat untuk menjadikan dirinya sebagai misionaris baru di tengah dunia yang semakin mengglobal.

0 komentar: