Mengenal Nabi Muhammad

MENGENAL HIDUP DAN PANGGILAN NABI MUHAMMAD
Benny Obon
Mahasiswa STF Ledalero

1. Kelahiran Nabi Muhammad
Muhammad lahir ditengah-tengah keluaraga Bani Hasyim di Mekkah pada hari Senin pagi 9 Rabiul Awwal tahun pertama tejadinya peristiwa gajah. Kelahirannya bertepatan dengan empat puluh tahun masa kekuasaan Kisra Anusyrwan. Kelahiran Muhammad juga bertepatan dengan 20 atau 22 april 571 M. Hal ini sesuai dengan penelitian ulama besar Sulaiman Al-Manshurfuri dan ahli falaq Mahmud Pasha. Diriwayatkan bahwa kejadian-kejadian luar biasa sebagai tanda kenabian terjadi pada saat kelahirannya. Empat belas tembok tinggi istana kisra (maharaja Parsi) runtuh, api sembahan orang-orang Majusi mendadak padam, dan gereja-gereja sekitar telaga sawah roboh setelah dilanda gempa (hal ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dtetapi ditolak oleh Muhammad Al-Ghazali) .
The Qurasyh was held Mecca when Muhammad was born. Beside that the Quraysh also held the chief cult-centers of north Arabia–a little temple called the Ka’ba, where all the gods were honored, but which was especilally sacred to the creator, Allah (El) who was seen as the king of the other gods. In this tribe Muhammad was born around A.D. 571 and early orphan .

2. Masa Muda Nabi Muhammad
Telah menjadi pengetahuan umum dalam kalangan muslim bahwa pada masa mudanya Muhammad memiliki moralitas yang tinggi seperti ramah, sabar, seatia, penuh respek terhadap yang lebih tua, penuh afeksi terhadap para sahabatnya, berbelaskasihan akan yang membutuhkan pertologan. Ketiak ia beranjak dewasa aneka keuramaan itu diakui oleh orang sezamannya. Mereka begitu terkesan dengan integritas kepribadiannyua dalam kata dan perbuatan. Oleh karena itu beliau dijuluki al-Amin yang berarti yang dapat dipercayai, yang terpercaya.
Ia sangat setia membantu pekerjaan di rumah. Ia menolong pamannya dalam urusan niaga. Pernah sekali pada waktu umur 12 tahun ia dibawa serta oleh pamannya dalam prejalanan niaga ke Suriah. Dalam perjalanannya itu, Abu Thalib melihat muhammad sebagai seorang pemuda yang jujur, tekun, dan penuh pengertian. Pada saat itu pula seorang rahim Kristen bernama Bahira berjumpa dengan Muhammad di padang pasir di wilayah Suriah. Si rahib itu melihat suatu tanda kenabian dipunggung Muhammad. Ia memperingati Abu Thalib agar menaruh perhatian kepad Muhammad.
Pada usia 16 tahun,Muhammad mengalami perang al-Fijar yang terjadi di kota Mekkah pada tahun 586 M bulan Dzulqaidah yang dipandang sebagi bulan suci Arab. Pada bulan itu umat dilarang berselisih apalagi menumpahkan darah sesama. Perang tersebut telah memecahkan kesucian bulan Dzulqaidah dan melanggar ketentuan. Muhammad sebagai seorang remaja Quraysh turut serta membela kehormatan sukunyua dengan membawa anak panah. Perang tersebut berlangsung selama 4 tahun.

3. Perkawinan Nabi Muhammad
Semenjak usia muda Muhammad telah doipercayakan sebagai agen niaga oleh Khadijah, seorang janda kaya berusia setengah baya dari kota Mekkah. Khadijah sangat terkesan dengan kepribadian Muhammad yang tekun, jujur dan rajin. Khadijah pun berikhtiar untuk menikahinya dan ia menyampaikan maksudnya kepada paman Muhammad Abu Thalib, dan Muhammad menerimanya. Maka pada tahun 595 M mereka menikah ketika Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah berusia 40 tahun.
Dalam kurun waktu antar tahun 595-610 M usaha dagang mereka sangat sukses. Keuntungan dari usaha perdagangan tersebut dibagikan kepada kepada kaum miskin dan orang-orang yang membutuhkannya.
Mereka dikaruniai dua orang putera: Al-Qasim dan Abd Allah) yang semuanya meninggal ketika masih anak-anak, dan mereka memperoleh empat orang puteri: Zainab yang menikah dengan Abu al-‘Ashi bin al-Rabi., puteri kedua bernama Ruqaiyya yang menikah dengan ‘Uthman. Puteri ketiga bernama Umm Kulthum yang juga kawin dengan ‘Uthman sepeninggal Ruqaiyya. Umm Kulthum juga pernah dikawini oleh putra Lahab tapi diceraikan. Puteri keempat Fatimah yang kawin dengan Ali Bin Abu Thalib.
As a young poor man he was employed by the high-minded widow of a rich merchant: Khadijah, a woman fifteen years older than he. Despite the difference in their ages, Khadijah married him and bore him several children and one of them died in infancy (al-Qasim) .
4. Panggilan Kenabian Nabi Muhammad
Dalam pergumulannya, Muhammad menerima wahyu Allah melalui malaikat Gabriel sebanyak dua kali. Wahyu itu pun sempat terputus selama beberapa hari, sebelum ia menerima wahyu yang kedua. Ibnu Hajar berkata bahwa, terputusnya wahyu tersebut bertujuan untuk menghilangkan rasa takut dalam diri Muhammad agar timbul keinginan untuk menantikan kedatangan malaikat Gabriel pada pada masa berikutnya .
Pengalamannya menerima wahyu tersebut membuat ia takut. Oleh sebab itu ia menceritakannya kepada Khadijah istrinya semua yang dialaminya. Maka, Khadijah pun pergi menceritakannya kepada seorang kristen yang bernama Waraqa. And when she related to him what the apostle of God told to Muhammad, Waraqa cried: Holy! Holy! The angle Gabriel who came to Moses come upon Muhammad also. And Waraqa asked Khadijah to bid him to be of good heart. And Khadijah returned to their house and he told to Muhammad what Waraqa said, and that calmed his anxiety somewhat (dan ketika ia menceritakan apa yang disampaikan Malaikat Allah kepada Muhammad, Waraqa bersorak: Kudus! Kudus! Malaikat Gabriel yang pernah datang kepada Musa juga datang kepad Muhammad. Dan Waraqa meminta kepada Khadijah untuk membimbingnya agar Muhammad dapat menenangkan hatinya. Dan Khadijah kembali ke rumah dan menceritakan kepada Muhammad apa yang dikatakan oleh Waraqa dan yang membuatnya cemas terhadap segala sesuatu).
Dalam Qur’an kita membaca tentang panggilan kenabian Muhammad yang ditujukan kepada seorang Musa; “Dan Aku, ....... Q. 20, 41-44”. Dengan cara yang sama pula Allah berbicara kepada Nabi Muhamad; “Bukanlah dia mendapat mu sebagai orang yatim., ..... Q.93,6-9)”.
Maka pada tahun 610 M yang terletak di sebuah bukit bernama Jabal Nur, Muhammad meneria wahyu Ilahi. Ia berhadapan dengan Malaikat Jibril yang menyuruhnya membaca; “Bacalah! (Iqra’0). Tetapi Nabi Muhammad menjawab: ‘saya tidak dapat membaca’. Tetapi setelah didesak berulang-ulang, Muhammad pun bertanya: ‘apakah yang harus dibaca?’
Maka turunlah Surat yang pertama yaitu al-‘Alaq (segumpal darah); “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya (Q.96,1-5)”. Peristiwa turunnya ayat-ayat al-Qur’an ini disebut Nuzul al-Qur’an atau Nuzul al-Ayat. Sedangakan saat turunna ayat-ayat suci yang pertama dikenal dengan sebutan Lailat al-Qadar (malam kemuliaan atau kebesaran). Setelah itu ia menerima wahyu wahyu lainnya.

5. Nabi Muhammad Menjalankan Isra’ dan Mi’raj
Pada saat nabi Muhammad sedang mengalami ujian paling berat dalam hidupnya seperti gangguan, hinaan, aniaya, dan siksaan, Allah memerintahkannya untuk menjalankan Isra’ dan Mi’raj pada malam 27Rajab bulan ketujuh, tahun kesebelas kenabiannya (tahun 621 M). Perjalanan itu ditempuhnya dengan mengendarai Buraq dari Mesjid al-Haram di Mekkah menuju Mesjid al-Aqsa atau Bayt al-Maqdis di Yerusalem. Peristiwa inilah yang dikenal dan kita rayakan sebagai Isra atau perjalanan malam.
Selanjutnya ia naik ke langit ke tujuh dan Sidrat al-Muntaha. Itulah yang disebut Mi’raj. Selama Mi’raj sang Nabi menerima perintah langsung dari Allah agart kaum Muslim menjalankan Sholat lima waktu.
Tradisi lisan megisahkan bahwa dalam peristiwa Mi’raj itu sang Nabi naik ke langit ke tujuh bersama Malaikat Jibril. Pada pintu langit pertama, sang Nabi bertemu dengan Nabi Adam. Pada pintu langit kedua ia bertemu dengan Nabi

0 komentar: